Sartika



Nama saya Sartika. Sekilas tidak ada yang spesial dari nama Sartika dan bukan hanya saya yang memiliki nama itu. Sebagai contoh, pahlawan Dewi Sartika, yang pernah saya baca beliau adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan dan diangkat menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia tahun 1966. Contoh lain, adik kelas saya di kampus yang memiliki nama Haryatna Naa Sartika. Kami satu jurusan tapi berbeda angkatan. Selain itu, yang membedakan kami adalah dari nama panggilan kami. Panggilan untuk adik kelas saya “Naa” sedangkan saya biasa di panggil “Tika”. Jika diingat-ingat, saya pun pernah bertemu dengan beberapa orang yang memiliki nama “sartika”. Meskipun tidak sama persis. Contoh, Diana sartika, Sartika dewi, dan lain-lain. Saya pernah mencoba mencari nama “Sartika” di facebook. Sekedar iseng. Hasilnya, yang memiliki nama Sartika cukup banyak. Novi sartika, Sartika lubis, dan lain-lain. Saya tidak dapat mengingatnya satu per satu. Bahkan, saya pernah jalan-jalan ke suatu daerah, jika saya tidak salah ingat daerah tersebut berada di kota bandung. Ketika itu, saya menemukan hotel yang bernama “Sartika”. Sejenak saya ingin tertawa. Begitu baguskah nama “sartika” sehingga banyak orang yang menggunakan nama itu atau.. begitu pasarankah nama “sartika” sehingga banyak yang menggunakan nama itu karena mudah untuk diingat orang? Apapun itu, saya yakin mereka pasti memiliki alasan masing-masing untuk menggunakan nama “sartika” termasuk saya.
Saya lahir di Jakarta. Anak ke 2 dari 2 bersaudara. Tanggal lahir saya cukup unik 09-09-1989 dan entah kenapa saya pun menyukai angka 9. Saat saya lahir orang tua saya belum mempersiapkan nama untuk saya. Sedih rasanya. Tidak seperti nama kakak saya. Nama kakak saya adalah gabungan dari nama kedua orang tua saya. Ketika itu, mama saya bingung ingin memberi nama apa kepada saya? Mama saya teringat oleh film yang pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi. Film tersebut berkisah tentang seorang dokter bernama sartika yang diperankan oleh Dewi Yull. Mama saya berkata “Dokter sartika itu dokter yang baik, tulus, dan mau membantu orang lain”. Akhirnya, ketika saya lahir, saya diberi nama “sartika” oleh mama saya. Jujur, setelah saya mendengar sekilas cerita dari mama saya, saya menjadi senang dengan nama sartika. Nama yang cukup singkat karena hanya terdiri dari tujuh huruf namun sepertinya terdengar unik. Oleh karena nama saya yang cukup singkat, saya pun merasa bersyukur karena saat ujian baik tingkat SD, SMP, dan SMA saya tidak perlu susah payah menghitamkan bulatan huruf-huruf dengan pensil untuk merangkai nama pada lembar jawaban komputer (LJK) saya khususnya saat ujian nasional. Saya pun merasa penasaran ingin menonton film tentang dokter sartika yang diceritakan oleh mama saya tersebut. Akhir kata, semoga saya dapat mengambil hikmah dari cerita mengenai sejarah pemberian nama saya dan saya berharap semoga saya termasuk orang yang baik, tulus dan mau membantu orang lain seperti dokter sartika yang diceritakan oleh mama saya.  Amin..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Sartika"

Posting Komentar